Monday, August 8, 2011

KEBODOHAN UNIVERSAL


Ada sebuah ilustrasi yang menarik untuk kita renugkan bersama-sama sahabatku, karena jangan-jangan –akibat kesibukan kita- kita masuk dalam kelompok orang yang merugi, yaitu orang yang membuang-buang percuma suatu yang paling berharga yang dimilikinya.

Jika ada seorang pemuda mendapat warisan banyak dari orang tuanya. Tetapi kemudian ia membelanjakanya tanpa perhitungan, bagaimana pandangan kita. pastilah kita akan menyayangkannya. Dan menganggap pemuda itu sebagai orang yang bodoh. Sekarang marilah kita perhatikan diri kita, jangan-jangan kita lupa kalau diri kita pun tanpa disadari , seringkali bersikap seperti yang dilakukan pemuda itu, kita acapkali menghabiskan modal yang peling bernilai yang kita miliki, hanya untuk sesuatu yang sama tidak tidak berarti, apakah modal manusia yang paling bernilai, tidak diragukan lagi, itulah usia! Bukankan umur merupakan modal paling besar bagi manusia? Dalam hal ini nabi kita yang mulia bersabda , “kemuliaan umur dan waktu, lebih bernilai dibandingkan kemuliaan harta”

Bila kita perhatikan dengan cermat, manusia itu pada hakikatnya adalah pengendara di atas punggung usia. Ia menempuh perjalanan hidupnya, melewati hari demi hari, menjauhi dunia dan mendekati kubur. Dalam hal ini ada seorang bijak mengatakan keheranannya, “aku heran terhadap orang yang menyambut dunia yang sedang pergi meninggalkannya, tetapi malahan ia berpaling dari akhirat yang sedang berjalan menuju kepadanya.”

Kadang-kadang kita heran dengan sikap kita sendiri. Kenapa kita mudah menangis bila harta benda kita berkurang,sebaliknya kita tidak pernah menangis bila usia kita yang berkurang? Bukankah tidak ada yang lebih bernilai bagi manusia selain usianya? Ironisnya lagi, kehilangan usia malahan kita rayakan dengan sesemarak mungkin. Barangkali inilah satu-satunya kebodohan manusia yang bersifat universal, yaitu merayakan dengan meriah kehilangan sesuatu yang sangat berarti begi manusia. Padahal semua ini benar-benar menguap dan tidak akan pernah menjadi milik kita lagi.

Sahabatku…ada hal yang aneh pada diri kita, yaitu kita mau berjuang mati-matian mengerahkan seluruh daya dan potensi yang ada untuk mendapatkan sesuatu yang belum pasti kita peroleh; sementara untuk hal yang sudah pasti terjadi, kita hadapi dengan usaha sekedarnya saja. Bukankah kepastian bagi manusia itu adalah hanyalah kematian? Tidakkah kita sadari, bahwa sebenarnya kita semua sedang berkarya dalam batas hari-hari yang pendek untuk hari-hari yang panjang? Lalu mengapa kita selalu cenderung membangun istana duniawi, sedangkan istana akhirat kita abaikan?

Bila kita sadar dengan tujuan keberadaan kita di dunia, maka pastilah kita menjadikan usia kita sebagai sesuatu yang paling berharga, ia lebih mahal dari emas, intan berlian, atau batu mulia apapun.oleh karena itu,ia harus digunakan seoptimal mungkin.

Ada perkataan orang bijak yang sangat baik kita renungkan, katanya “ aku tidak mnyesali sesuatu seperti penyesalanku terhadap tenggelamnya matahari yang berarti umurku barkurang, akan tetapi amal shalihku tidak bertambah.”

Pertanyannya, mengapa kita biarkan umur kita biarkan berlalu begitu saja tanpa melakukan sesautu yang berarti ? apakah sudah sedemikian parahnya kebodohan kita, sehingga kita rela menghabiskan modal yang paling bernilai untuk sesuatu yang tidak bernilai? Bukankah kita harus mempertanggung jawabkan setiap menit yang berlalu ? seperti dalam firman Allah pada QS. Al Mukminum : 115 sangat tegas dalam hal ini. “ Apakah kamu sekalian mengira, bahwa kami menciptakan kamu sia-sia dan kami kamu tidak dikembalikan?”

Demikianlah sahabatku, mudah-mudahan kita tidak membuang –buang umur kita dengan percuma, apalagi bersukacita pada saat umur kita berlalu.

Andai saja waktu yang berlalu ku manfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka tidaklah aku orang yang merugi.
Sahabatku, kini Jangan terlalu risau dengan umur kita, karena yg patut dirisaukan adalah nilai dan manfaatnya. Umur bukan masalah waktu, namun umur adalah masalah manfaat. Kamatian bukan untuk ditakuti, karena mau ga mau ia akan menjemput kita dalam keadaan apapun, maka yang harus di takuti adalah ketika kita mati idak ada bekal apapun yang kita bawa..



Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger